Adab Bercanda dalam Islam

25 May 2020
Sumber foto: www.unsplash.com

Saat kita bersama keluarga, teman, dan kerabat lainnya, bercanda atau bersenda gurau pasti terjadi di sela obrolan yang berlangsung. Bercanda merupakan hal yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan oleh siapapun. Namun di dalam Islam, interaksi antara individu memiliki batasan tertentu yang mesti dipahami, salah satunya bercanda yang harus Anda ketahui, berikut ulasannya.

1.      Tidak Tertawa Berlebihan

Bercanda itu boleh, akan tetapi tertawa berlebihan itu dilarang. Ada kalanya kita bercanda hingga memancing tawa yang berlebihan, hingga buang air di celana misalnya, atau terpingkal-pingkal hingga perut kram. Sebagaimana sabda Rasulullah:

 “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR at-Tirmidzi)

2.      Tidak Berbohong Meski Untuk Melucu

Bercanda merupakan hal yang menyenangkan, akan tetapi jangan sampai mengatakan suatu kebohongan hanya dengan alasan bercanda.

“Celakalah bagi orang yang bercerita kemudian berdusta agar membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud 4990, Tirmidzi 2315, Ahmad 5/5-6, Darimi 2/382, Hakim 1/46)

3.      Tidak Menjadikan Agama Sebagai Bahan Candaan

Hindari candaan yang berhubungan dengan agama atau ajaran agama. Baik agama Islam ataupun lainnya, karena ini adalah perkara serius yang tidak boleh dijadikan bahan candaan. Termasuk mengenai hal serius lainnya: Pernikahan dan perceraian.

“Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh-sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi pula, yaitu nikah, talak dan rujuk.” (HR Ibnu Majah)

Contoh Bercanda dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam

Berikut ini beberapa contoh percandaan yang pernah diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

·         Bercanda bersama Sahabat

Anas Radhiyallahu anhu menceritakan salah satu bentuk canda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memanggilnya dengan sebutan.

“Wahai, pemilik dua telinga!” (HR. Ahmad (III/117, 127, 242, 260), Abu Dawud (5002), at-Tirmidzi (1992). Lihat Shahîh al- Jâmi’ (7909)).

Anas Radhiyallahu anhu mengisahkan, Ummu Sulaim Radhiyallahu anha memiliki seorang putera yang bernama Abu ‘Umair. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering bercanda dengannya setiap kali beliau datang. Pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang mengunjunginya untuk bercanda, namun tampaknya anak itu sedang sedih. Mereka berkata: “Wahai, Rasulullah! Burung yang biasa diajaknya bermain sudah mati,” lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengannya, beliau berkata

“Wahai Abu ‘Umair, apakah gerangan yang sedang dikerjakan oleh burung kecil itu?” (HR. Abu Dawud)

·        Bercanda Bersama Istri

Dalam Islam, ada keutamaan bercanda dengan istri yang sangat dianjurkan untuk dilakukan dalam kehidupan rumah tangga. Selain untuk membuat istri gembira, bercandanya seorang suami dengan istrinya dapat menjaga kemesraan dan kasih sayang dalam kehidupan mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kerap bercanda dan menggoda Aisyah Radhiyallahu anha.
Suatu kali beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Aku tahu kapan engkau suka kepadaku dan kapan engkau marah kepadaku,” Aku (‘Aisyah) menyahut: “Darimana engkau tahu?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Kalau engkau suka kepadaku engkau akan mengatakan, ‘Tidak, demi Rabb Muhammad,’ dan kalau engkau marah kepadaku engkau akan mengatakan, “Tidak, demi Rabb Ibrahim”.

Aku (‘Aisyah) menjawab: “Benar, demi Allah! Tidaklah aku menghindari melainkan namamu saja.”

Itulah ulasan tentang adab bercanda yang kita ketahui di dalam Islam. Semoga kita termasuk dalam menerapkan adab tersebut dan bisa mengamalkan kepada sesama. Aamiin.