Aku Hanyalah Seorang Pengembara

Pengantar
Hidup di dunia ini ibarat sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan liku-liku. Seperti seorang pengembara yang berhenti sejenak di tengah perjalanan, kita juga sering kali menemukan momen-momen di mana kita harus beristirahat, merenung, dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang lebih jauh dan abadi. Konsep ini bukanlah hal baru, melainkan sebuah pemahaman yang telah tertanam dalam berbagai tradisi dan keyakinan, termasuk dalam ajaran Islam.
Kehidupan Sebagai Perjalanan
Dalam pandangan Islam, kehidupan di dunia ini adalah sementara. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan...” (QS. Al-Hadid: 20).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, seperti permainan dan hiburan yang tidak kekal. Perjalanan hidup ini adalah kesempatan untuk mengumpulkan bekal bagi perjalanan yang lebih panjang dan abadi di akhirat.
Pengembara yang Berhenti Sejenak
Sebagai pengembara, kita sering kali perlu berhenti sejenak untuk beristirahat, merenung, dan memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda:
“Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah kamu orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari).
Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak terikat terlalu kuat dengan kehidupan dunia. Sebagai pengembara, kita harus menyadari bahwa setiap detik yang kita miliki adalah kesempatan berharga untuk berbuat baik dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Istirahat untuk Merenung dan Memperbaiki Diri
Saat kita berhenti sejenak, inilah waktu yang tepat untuk merenung tentang apa yang telah kita lakukan dan apa yang perlu kita perbaiki. Dalam momen-momen seperti ini, penting bagi kita untuk introspeksi dan memohon ampunan Allah atas kesalahan yang telah kita perbuat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menghisab dirinya di dunia sebelum dihisab di akhirat, maka akan ringanlah hisabnya di akhirat nanti.” (HR. Tirmidzi).
Merenung dan memperbaiki diri adalah langkah penting dalam perjalanan kita. Dengan memperbaiki diri, kita mempersiapkan bekal yang lebih baik untuk melanjutkan perjalanan menuju kehidupan yang lebih abadi di akhirat.
Melanjutkan Perjalanan yang Lebih Panjang dan Abadi
Setelah berhenti sejenak, pengembara akan melanjutkan perjalanannya. Begitu juga dengan kita, setelah merenung dan memperbaiki diri, kita harus melanjutkan perjalanan hidup dengan tekad yang lebih kuat untuk mencapai ridha Allah. Allah SWT berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu...” (QS. Al-Qasas: 77).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mencari kebahagiaan akhirat, kita juga tidak boleh melupakan kebaikan di dunia. Perjalanan kita harus diisi dengan amal kebaikan, membantu sesama, dan menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran dan ketakwaan kepada Allah.
Penutup
Sebagai seorang pengembara, kita harus selalu sadar bahwa perjalanan kita di dunia ini hanyalah sementara. Kita harus berhenti sejenak untuk merenung, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal untuk perjalanan yang lebih panjang dan abadi di akhirat. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan petunjuk untuk menjalani perjalanan hidup ini dengan penuh ketakwaan dan kebaikan, sehingga kita dapat mencapai tujuan akhir yang penuh dengan kebahagiaan abadi. Aamiin.