Iman Naik dan Turun: Bagaimana Menjaganya?

Sebagai manusia, kita tidak akan pernah lepas dari pasang surut dalam kehidupan. Begitu juga dengan keimanan. Kadang hati terasa dekat sekali dengan Allah, ringan melakukan amal salih, dan khusyuk dalam ibadah. Namun di waktu lain, hati bisa terasa kering, malas beribadah, bahkan jauh dari nilai-nilai Islam. Inilah hakikat iman—naik dan turun, bertambah dan berkurang. Maka memahami hal ini penting agar kita bisa terus menjaga dan memeliharanya.
Iman Bukan Sesuatu yang Tetap
Iman bukanlah sesuatu yang mutlak dan stabil. Ia bisa meningkat dengan ketaatan dan menurun karena kemaksiatan. Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya iman itu bisa bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, setiap Muslim dituntut untuk selalu menyadari kondisi hatinya. Ketika iman sedang naik, itu kesempatan untuk memperbanyak amal. Saat iman turun, itu peringatan agar kita kembali mengevaluasi diri.
Tanda-Tanda Iman Sedang Melemah
Mengetahui gejala turunnya iman penting agar kita bisa segera mengambil tindakan. Beberapa tanda yang bisa dikenali:
- Menunda-nunda Ibadah
Merasa berat untuk melaksanakan shalat, bahkan sering mengakhirkan waktu shalat.
- Kurangnya Ketertarikan pada Al-Qur’an
Tidak lagi merasa rindu untuk membaca dan mentadabburi ayat-ayat Allah.
- Tidak Tersentuh oleh Nasihat atau Peringatan
Hati menjadi keras dan tidak merespons saat mendengar ceramah atau ayat-ayat Al-Qur’an.
- Lebih Sering Mengikuti Hawa Nafsu
Mudah terbawa arus dunia, mengejar popularitas, harta, atau kesenangan sesaat.
- Jarang Berintrospeksi Diri
Tidak lagi mengevaluasi apakah hari ini lebih baik dari kemarin dalam hal ibadah dan akhlak.
Bagaimana Menjaga dan Meningkatkan Iman?
1. Konsisten dalam Amal Kecil
Amalan kecil yang dilakukan rutin lebih dicintai Allah daripada amalan besar tapi sesekali. Mulailah dengan:
- Membaca satu ayat setiap pagi
- Sedekah harian meski sedikit
- Mengucapkan istighfar sebelum tidur
2. Perbaiki Shalat, Sumber Ketenangan Jiwa
Shalat adalah tiang agama. Jika shalat dijaga, ibadah lain akan ikut terjaga. Tips menjaga shalat:
- Shalat tepat waktu
- Berusaha lebih khusyuk (fokus)
- Menghayati arti bacaan dalam shalat
3. Jaga Hati dengan Dzikir dan Doa
Hati yang senantiasa berdzikir akan terhindar dari kekosongan spiritual. Beberapa dzikir yang bisa diamalkan:
- Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar (pagi dan sore)
- Doa meminta keteguhan iman:
"Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala deenik”
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu)
4. Berteman dengan Orang-orang yang Baik
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap iman. Carilah teman yang:
- Mendorong kita untuk ikut kajian
- Mengingatkan ketika kita mulai lalai
- Menjadi teladan dalam amal salih
5. Isi Waktu Luang dengan Hal Bermanfaat
Waktu luang sering kali menjadi celah syaitan. Isi dengan kegiatan yang positif:
- Membaca buku Islami
- Mendengarkan podcast dakwah
- Menulis jurnal refleksi diri
Jangan panik atau merasa diri gagal ketika iman melemah. Justru itulah saatnya kembali ke Allah. Futur bukan tanda akhir, tapi titik balik untuk kembali bangkit. Berikut cara sederhana memulainya:
- Ambil wudhu, lalu shalat dua rakaat sebagai bentuk kembalinya kita kepada Allah.
- Buka mushaf, baca surat yang dulu pernah menenangkan hati.
- Tulis isi hati, renungkan apa yang sedang terjadi, dan cari tahu apa penyebabnya.
- Cari udara segar, lakukan perenungan di alam agar hati menjadi lebih lapang.
Naik dan turunnya iman adalah sifat alami manusia. Allah tidak menuntut kita selalu sempurna, tetapi Allah mencintai hamba-Nya yang terus kembali ketika ia jatuh. Menjaga iman bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang istiqamah—terus berusaha mendekat walau dalam kondisi lemah sekalipun.
Jadikan setiap hari sebagai momentum untuk memperbarui iman. Bangun hubungan yang kuat dengan Allah melalui ibadah, dzikir, dan amal salih. Karena sesungguhnya, ketenangan sejati hanya akan diraih saat hati terhubung dengan Sang Pencipta.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)