Inilah Peristiwa yang Dialami Rasulullah Saat Isra Miraj

04 Mar 2019

Isra Miraj adalah sebuah peristiwa suci yang dialami oleh Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di kota Makkah ke Masjidil Al-Aqsa di kota Syam. Kemudia dilanjutkan perjalanan ke langit tertinggi yakni ke Sidratul Muntaha dengan tujuan untuk bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah Sholat lima waktu sehari semalam.

Peristiwa suci ini terjadi pada tanggal 27 Rajab atau pada saat itu tahun ke 10 kenabian Rasulullah sekitar 621 M. Banyak yang menyebutkan bahwa peristiwa Isra Miraj ini termasuk diantara rencana Allah SWT menghibur Nabi Muhammad yang waktu itu mengalami tahun yang sedih karena kehilangan dua orang tercintanya yaitu Istri tercinta dan Paman yang senantiasa melindunginya dari suku Quraisy saat berdakwah. 

Tidak hanya membangkitkan semangat dalam berdakwah saja, tetapi peristiwa Isra Miraj juga menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW untuk menaklukkan hari kaum Quraisy yang saat itu sedang mengingkari dakwah beliau. Sebagaimana bentuk mukjizat, Isra dan Miraj menjadi sebuah rentetan peristiwa yang terjadi diluar hukum alam atau bisa dikatakan tidak masuk diakal. Sehingga semua kejadian peristiwa Isra Miraj ini benar-benar di luar nalar manusia. Disinilah keimanan kaum Muslimin diuji, sejauh mana ia meyakini kabar yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ulama Ibnu Qayyim berkata bahwa “Tatkala fajar tiba, Nabi Muhammad suda berada di tengah-tengah kaumnya dan memberi tahukan kepada mereka tentang ayat-ayat Allah SWT yang agung yang telah diperlihatkan kepada beliau”. Justru hal ini akan membuat pendustaan, penyiksaan dan kesadisa mereka terhadap beliau semakin memuncak dan menjadi. Ada diantara mereka menanyakan bagaimana ciri-ciri Baitul Maqdis kepada beliau. Dengan kuasa Allah menunjukkan dimata beliau secara langsung bagaimana penampakannya, beliau pun mulai menceritakannya kepada kaumnya tentang kebesaran Allah.

Namun mereka malah bertambah menghindar dan tidak percaya. Demikian tipikal orang-orang yang zalim yang hanya menginginkan kekufuran. Dari peristiwa inilah kemudian sahabat Abu Bakar dijuluki sebagai Ash-Shiddiq atau orang yang benar, karena beliau membenarkan peristiwa Isra dan Miraj ketika banyak orang dan kaum yang mendustakannya.