Konsep Tawakal yang Benar dalam Islam

24 Jul 2025

Tawakal adalah sikap pasrah dan berserah diri kepada Allah setelah melakukan segala ikhtiar. Dalam Islam, tawakal bukanlah sikap pasif tanpa usaha, tetapi sebuah bentuk keimanan yang tinggi. Seorang muslim yang bertawakal bukan hanya menerima hasil, melainkan meyakini bahwa Allah-lah penentu akhir dari setiap ikhtiar yang dilakukan.

1. Pengertian Tawakal: Bukan Diam dan Menunggu

Tawakal berasal dari kata “wakala” yang berarti menyerahkan urusan kepada orang lain. Dalam konteks keislaman, tawakal berarti menyerahkan urusan kepada Allah dengan penuh kepercayaan, setelah melakukan upaya terbaik.

  • Tawakal ≠ pasrah tanpa usaha
    Banyak orang salah kaprah menganggap tawakal adalah menyerah total tanpa melakukan apapun. Padahal, Rasulullah ﷺ sendiri adalah teladan dalam berikhtiar, lalu bertawakal.

  • Tawakal adalah kombinasi usaha dan doa
    Seorang petani tetap menanam dan menyiram tanamannya, tapi ia bertawakal kepada Allah atas hasil panennya.

2. Landasan Tawakal dalam Al-Qur’an dan Hadis

Islam menekankan pentingnya tawakal melalui banyak ayat dan hadis, sebagai fondasi keimanan dan ketenangan hati.

  • Dalil Al-Qur’an:

    “Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pelindung.” (QS. An-Nisa: 81)

  • Sabda Nabi ﷺ:

    “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung: pagi hari ia keluar dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

3. Tiga Pilar Tawakal yang Seimbang

Tawakal dalam Islam dibangun atas tiga pilar utama:

  • Niat yang Lurus
    Menyandarkan segala urusan hanya kepada Allah dan bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang.

  • Ikhtiar yang Maksimal
    Melakukan usaha secara sungguh-sungguh dengan segala kemampuan yang dimiliki.

  • Doa dan Pasrah atas Hasil
    Setelah usaha, serahkan sepenuhnya kepada Allah dan yakin bahwa apapun hasilnya adalah yang terbaik.

4. Perbedaan Tawakal dan Tawaakul

Penting untuk membedakan antara tawakal dan tawaakul.

  • Tawakal: Ikhtiar dulu, baru berserah diri.

  • Tawaakul: Tidak berusaha, hanya pasrah—ini dilarang dalam Islam.

Tawaakul menandakan kemalasan dan kurangnya keimanan terhadap sunnatullah (hukum sebab-akibat) yang Allah tetapkan di dunia.

5. Buah dari Tawakal yang Benar

Tawakal yang benar akan menghasilkan ketenangan dan kekuatan iman.

  • Ketentraman hati
    Seorang yang bertawakal tidak mudah cemas karena ia yakin semua urusan di tangan Allah.

  • Tidak putus asa
    Jika hasil tidak sesuai harapan, ia tetap tenang karena yakin ada hikmah di baliknya.

  • Lebih sabar dalam ujian
    Tawakal membentuk pribadi yang kuat dalam menghadapi musibah dan cobaan.

6. Membangun Sikap Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk benar-benar menjadi pribadi yang bertawakal, diperlukan kesadaran dan latihan spiritual:

  • Perbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an
    Ini akan memperkuat hati untuk percaya penuh kepada ketetapan Allah.

  • Latih ikhlas dalam segala hal
    Termasuk menerima hasil usaha yang tidak sesuai harapan.

  • Bergaul dengan orang beriman
    Lingkungan yang positif akan membantu membentuk mental yang yakin kepada Allah.

 

Tawakal bukanlah pelarian dari tanggung jawab, melainkan bentuk tertinggi dari keimanan. Seorang muslim yang bertawakal senantiasa berusaha, berdoa, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam setiap langkah kehidupan, biarlah tawakal menjadi penyeimbang antara harapan dan kenyataan.