Makna Kemerdekaan yang Terkandung dalam Alquran

03 Aug 2019

Kemerdekaan adalah sebuah kata yang memiliki beragam makna. Proklamasi yang dibacakan oleh presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak secara eksplisit menerangkan apa makna dari kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Maksud dari presiden Soekarno menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia, tentu kemerdekaan dari penjajah Jepang pada waktu itu.

Namun apa maksud kemerdekaan dari bangsa Indonesia sendiri? Makna kemerdekaan bagi rakya t Indonesia merupakan tugas para generasi setelahnya atau generasi muda untuk menjawabnya. Karena itulah ada di dalam Pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa kemerdekaan adalah sebuah pintu menujuh cita-cita kebangsaan yang sejati.

Lalu apa makna kemerdekaan bagi kita? Sebagian besar penduduk di Indonesia adalah Muslim maka ada kalanya mengambil makna kemerdekaan di dalam kitab suci Al-Quran. Karena di dalam Al-Quran sendiri menceritakan banyak sekali peristiwa bersejarah kemerdekaan orang-orang terdahulu.

Pertama, Makna dari kemerdekaan yang pertama di Al-Quran adalalah peristiwa tentang Nabi Ibrahim ketika beliau membebaskan diri dari orientasi asasi yang keliru dalam kehidupan manusia saat itu. Peristiwa ini di abadikan oleh Allah SWT di Al-Quran pada surat Al-An’am ayat 76 sampai 79 yang mengisahkan perjalanan spiritual Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan-Nya.

Seperti yang kita ketahui semua bahwa umat Nabi Ibrahim pada waktu itu adalah penyembah berhala. Bagi Nabi Ibrahim penyembahan kepada berhala adalah sebuah kesalahan besar, sebagian manusia melakukan penghambaan yang justru akan membuat martabatnya dirinya sebagai manusia. Bentuk penghambaan seperti itu juga terjadi pada era modern seperti sekarang ini, penghambaan terhadap materialisme dan hedonisme telah mengantarkan para manusia melakukan korupsi tanpa perasaan bersalah sedikit pun.

Kedua, makan kemerdekaan tidak hanya ada dalam kisah Nabi Ibrahim saja, tetapi terdapat juga pada kisah Nabi Musa ketika membebaskan bangsanya dari penindasan dan kekejaman Firaun. Seperti yang kita ketahui kekejaman dan kesombongan firaun terhadap bangsa Israil diabadikan ke dalam Al-Quran. Keangkuhan pada rezim penguasa ini membuat mereka tak segan untuk membunuh dan memperbudak kaum laki-laki dan menistakan perempuan bangsa Israil. 

Kekejaman dan keangkuhan inilah yang membuat Nabi Musa tergerak memimpin bangsanya untuk membebaskan diri dari penindasan dan penyiksaan. Dan akhirnya bangsa Nabi Musa mendapatkan kemerdekaan sebagai bangsa yang mulia dan bermartabat seperti yang terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Araaf ayat 127, Al-Baqarah ayat 49 dan Ibrahim ayat 6.

Sama halnya dengan kisah Nabi Musa, proklamasi 17 Agustus 1945 hakikatnya adalah momenberakhirnya episode keangkuhan dan penindasan terhadap rezim penjajah kolonial, sebuah keangkuhan yang membuat bangsa kita semakin miskin dan tertindas selama ratusan tahun yang lalu.

Alangkah indahnya jika sebuah bangsa mampu memaknai kemerdekaannya seperti yang tertulis pada Al-Quran, rakyat merasakan kemerdekaan ekonominya dan meraih kemerdekaan bersama.