Memahami Fenomena Kurus Kering Pada Anak-Anak: Tertimpa 'Ain Atau Kelaparan?

12 Feb 2024

 

Ketika kita melihat anak-anak saudara atau bahkan anak-anak di sekitar kita terlihat kurus kering, seringkali muncul pertanyaan apakah mereka menderita kelaparan. Namun, dalam banyak kasus, jawabannya mungkin tidak sesederhana itu. Sebagai contoh dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Baihaqi, terdapat kisah yang menggugah tentang fenomena ini.

Dalam hadis tersebut, Asma menjawab pertanyaan tentang anak-anak yang terlihat kurus kering dengan menyatakan bahwa mereka tidak kelaparan, melainkan mereka tertimpa 'ain. Istilah 'ain, yang berasal dari bahasa Arab, merujuk pada pandangan mata yang iri atau hasad yang ditujukan kepada seseorang. Dalam konteks hadis tersebut, fenomena kurus kering pada anak-anak dijelaskan sebagai hasil dari pengaruh negatif dari orang lain yang iri atau hasad terhadap mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam tradisi Islam, terdapat keyakinan akan kekuatan pandangan mata yang iri atau hasad yang dapat berdampak pada fisik seseorang, bahkan pada anak-anak yang masih rentan. Oleh karena itu, solusi yang disarankan adalah dengan membacakan ruqyah, yaitu bacaan-bacaan dari Al-Qur'an atau doa-doa yang memiliki kekuatan untuk melindungi dan menyembuhkan dari berbagai penyakit atau gangguan, termasuk 'ain.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa fenomena kurus kering pada anak-anak tidak selalu terkait dengan 'ain. Ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi tersebut, seperti masalah gizi, penyakit, atau kondisi lingkungan yang tidak memadai. Oleh karena itu, dalam menanggapi fenomena ini, kita perlu menggabungkan pemahaman spiritual dengan pendekatan ilmiah dan kemanusiaan yang komprehensif.

Pertama-tama, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi anak-anak tersebut, termasuk pemeriksaan kesehatan dan gizi. Jika ditemukan masalah kesehatan atau gizi yang mendasar, langkah-langkah medis atau intervensi gizi harus diambil untuk memastikan kesejahteraan mereka.

Selain itu, sebagai individu yang peduli, kita juga dapat memberikan dukungan moral dan materiil kepada keluarga yang mungkin mengalami kesulitan ekonomi atau kondisi lingkungan yang tidak memadai. Hal ini dapat meliputi bantuan dalam bentuk makanan, pendidikan, atau akses kepada layanan kesehatan.

Dengan demikian, fenomena kurus kering pada anak-anak membutuhkan pendekatan yang holistik dan beragam. Sementara kita tidak boleh mengabaikan dimensi spiritual dan kepercayaan, kita juga harus memastikan bahwa upaya kita mencakup aspek kesehatan, gizi, dan kemanusiaan secara menyeluruh. Dengan cara ini, kita dapat berperan dalam memastikan kesejahteraan dan perlindungan bagi anak-anak, sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual yang kita anut.