Menelusuri Sunnah Sahur Rasulullah: Antara Adzan Dan Saat Makan

12 Mar 2024

 

 

Di antara praktik yang sangat dianjurkan dalam Islam adalah sahur, makanan yang dikonsumsi sebelum fajar menjelang shalat Subuh. Sunnah ini ditekankan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai amalan yang membawa berkah dan kekuatan bagi umat Muslim dalam menjalani puasa. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, hadis yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu menggambarkan momen di mana mereka makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang mengungkapkan beberapa aspek penting terkait dengan waktu sahur.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Anas bin Malik menyampaikan pertanyaannya kepada Zaid bin Tsabit tentang jarak waktu antara adzan dan saat makan sahur. Zaid menjawab dengan perbandingan yang sangat menarik, dia mengatakan bahwa jarak waktu antara adzan dan sahur adalah sebagaimana waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat Al-Quran.

Pertanyaan Anas dan jawaban Zaid memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang praktik sahur yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Zaid tidak memberikan ukuran waktu yang spesifik dalam hitungan jam atau menit. Sebaliknya, ia menggunakan perbandingan yang berkaitan dengan ibadah, yaitu membaca Al-Quran.

Pilihan Zaid untuk menggunakan perbandingan membaca 50 ayat Al-Quran untuk menggambarkan jarak waktu antara adzan dan sahur memberikan beberapa pemahaman yang penting:

1. Kedalaman Spiritualitas: Dengan mengaitkan waktu sahur dengan ibadah membaca Al-Quran, Zaid menyoroti pentingnya kedalaman spiritualitas dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim. Sahur bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bacaan Al-Quran.

2. Fleksibilitas Waktu: Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Zaid tidak memberikan jawaban yang bersifat kaku dalam hitungan waktu yang spesifik. Ini menunjukkan bahwa Islam memperbolehkan fleksibilitas dalam menjalankan ibadah, asalkan tujuan akhirnya tercapai.

3. Perhatian terhadap Keberkahan Waktu: Sunnah sahur menunjukkan perhatian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terhadap keberkahan waktu. Bahkan dalam waktu yang paling awal dan seolah-olah 'gelap', masih ada potensi untuk mendapatkan keberkahan melalui sahur.

Dari hadis ini, kita dapat mengambil pelajaran yang berharga tentang pentingnya sahur dalam Islam dan bagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengajarkan umatnya untuk memperhatikan waktu dalam setiap aspek kehidupan mereka, termasuk dalam ibadah dan amalan sehari-hari. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan pemahaman kita tentang sunnah sahur dan berusaha mengamalkannya dengan penuh keyakinan dan kesadaran akan nilai-nilai spiritual di dalamnya.