Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Muhasabah

01 Sep 2025

ahun Baru Hijriyah bukan sekadar pergantian angka dalam kalender Islam, melainkan momen penuh makna untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Sejarah penetapan kalender Hijriyah sendiri berawal dari hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Mekkah ke Madinah, yang menjadi simbol perjuangan, pengorbanan, dan awal terbentuknya peradaban Islam. Oleh karena itu, menyambut tahun baru Hijriyah selayaknya tidak hanya dengan perayaan lahiriah, tetapi juga dengan renungan batin yang memperkuat iman dan amal.

1. Makna Tahun Baru Hijriyah dalam Islam

a. Sejarah Penetapan Kalender Hijriyah

Kalender Hijriyah ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, dengan mengacu pada peristiwa hijrah Rasulullah ﷺ sebagai titik awal perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa hijrah bukan hanya perpindahan fisik, melainkan simbol transformasi menuju kebaikan.

b. Momentum Spiritualitas

Bagi umat Islam, pergantian tahun adalah momentum untuk meningkatkan kedekatan kepada Allah, memperbaiki amal, dan menumbuhkan semangat baru dalam kehidupan sehari-hari.

2. Muhasabah: Introspeksi Diri dalam Menyambut Tahun Baru

a. Definisi Muhasabah

Muhasabah berasal dari kata hasaba yang berarti menghitung. Dalam konteks spiritual, muhasabah berarti menghitung dan mengevaluasi amal perbuatan kita, baik yang sudah dilakukan maupun yang direncanakan.

b. Landasan Muhasabah dalam Al-Qur’an dan Hadis

Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr:18,
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok."
Hadis juga menekankan pentingnya muhasabah dengan ungkapan, “Orang yang cerdas adalah yang mampu menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi).

c. Manfaat Muhasabah

  • Membantu mengenali kekurangan diri.

  • Mendorong untuk memperbaiki amal ibadah.

  • Menjadi pengingat agar tidak terlena dalam kemaksiatan.

  • Menumbuhkan semangat untuk lebih baik di masa depan.

3. Langkah-Langkah Muhasabah Menyambut Tahun Baru Hijriyah

a. Evaluasi Amal Ibadah

Mengecek kualitas shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya. Apakah sudah dilakukan dengan ikhlas dan konsisten, atau masih banyak kelalaian.

b. Perbaikan Akhlak dan Muamalah

Tidak hanya ibadah ritual, hubungan dengan sesama manusia juga perlu dievaluasi. Sudahkah kita menjaga lisan, menepati janji, dan berbuat baik pada keluarga, tetangga, serta masyarakat.

c. Perencanaan Tahun Baru

Setelah muhasabah, langkah berikutnya adalah membuat rencana amal yang lebih baik di tahun mendatang. Misalnya, memperbanyak sedekah, memperbaiki bacaan Al-Qur’an, atau berkomitmen menjauhi dosa tertentu.

4. Mengisi Tahun Baru Hijriyah dengan Amal Saleh

a. Berdoa dan Berdzikir

Menyambut tahun baru Hijriyah bisa dimulai dengan doa, memohon ampun atas dosa-dosa di tahun lalu, serta memohon keberkahan untuk tahun mendatang.

b. Mempererat Ukhuwah

Menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan dengan sesama muslim adalah wujud nyata menyambut tahun baru dengan hati bersih.

c. Menanamkan Semangat Hijrah

Hijrah tidak hanya berarti berpindah tempat, tetapi juga berpindah dari keburukan menuju kebaikan. Tahun baru Hijriyah harus menjadi simbol perubahan positif dalam kehidupan setiap muslim.

 

Tahun Baru Hijriyah adalah momen yang sangat berharga bagi umat Islam. Dengan muhasabah, kita dapat menilai diri, memperbaiki kekurangan, dan merencanakan masa depan dengan lebih baik. Seperti hijrah Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi simbol perubahan, semoga tahun baru Hijriyah membawa semangat hijrah dalam hati kita, menuju kehidupan yang lebih dekat kepada Allah dan penuh keberkahan.